Jakarta, 17 Agustus 2024 – Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Arlyana Abubakar, mengungkapkan komitmen lembaganya dalam memperkuat ekosistem pembayaran digital di ibu kota serta meningkatkan literasi digital masyarakat. Dalam pernyataan terbarunya, Arlyana menyoroti dampak signifikan dari penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang telah menjadi pendorong utama perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan alat pembayaran non-tunai.
Arlyana mengungkapkan bahwa hingga Juni 2024, volume transaksi QRIS di Jakarta telah mencapai angka impresif sebesar 796,9 juta transaksi. Ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 173 persen dibandingkan tahun lalu. “QRIS telah menjadi game changer dalam dunia pembayaran digital. Pertumbuhan transaksi yang begitu pesat menandakan adanya perubahan positif dalam kebiasaan masyarakat bertransaksi secara non-tunai,” ucap Arlyana dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat, 17 Agustus 2024.
Keberhasilan QRIS tidak terlepas dari dukungan luas dari pelaku usaha di Jakarta. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 5,4 juta pelaku usaha telah mengadopsi QRIS, sementara pengguna QRIS secara keseluruhan mencapai 5,81 juta. Ini mencerminkan adopsi yang meluas di berbagai sektor bisnis dan masyarakat.
Arlyana juga menjelaskan bahwa pangsa volume transaksi QRIS di Jakarta kini mencapai hampir 34 persen dari total nasional, menandakan kontribusi signifikan ibu kota dalam ekosistem pembayaran digital. “Pangsa pasar QRIS di Jakarta sudah cukup besar, namun masih banyak potensi yang dapat digali. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk memperluas penggunaan QRIS di sektor-sektor lain yang belum maksimal,” tambahnya.
Bank Indonesia DKI Jakarta terus berupaya untuk memperluas inklusivitas sistem pembayaran non-tunai ini dengan berbagai inisiatif, termasuk pelatihan bagi pelaku usaha dan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, lembaga ini juga berkomitmen untuk meningkatkan literasi digital melalui program edukasi dan kampanye informasi.
Arlyana menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak-pihak terkait dalam mendorong penggunaan QRIS. “Kami percaya bahwa dengan dukungan semua pihak, baik pelaku usaha, konsumen, maupun lembaga keuangan, kita bisa menciptakan ekosistem pembayaran digital yang lebih kuat dan inklusif,” katanya.
Dengan pencapaian ini, Bank Indonesia berharap QRIS dapat terus berkembang dan menjadi alat pembayaran yang semakin diterima luas di seluruh sektor ekonomi, mendukung pertumbuhan digitalisasi ekonomi di Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan.